Ganjar mengatakan, proses pemadaman api terkendala peralatan dan kondisi angin kencang. Untuk itu, ia langsung mengambil langkah cepat, berkoordinasi dengan Kepala BNPB Suharyanto melalui sambungan telepon. Ia meminta agar Wali Kota Tegal membuat surat darurat, sehingga bisa mendapatkan bantuan waterboom pakai helikopter dari BNPB.
“Memang butuh peralatan, tadi saya sudah koordinasi dengan BNPB agar wali kota membuat surat darurat, sehingga kalau satu area itu seperti jebakan. Mereka masuk di situ dan tidak bisa keluar, sedangkan ditembak dengan pemadam kebakaran yang manual tidak selesai. Nampaknya butuh waterboom pakai heli. Dari sana sudah siap,” jelasnya.
Ganjar juga mengapresiasi kerja keras para petugas yang terlibat dalam upaya pemadaman api. Ia mengatakan, ia dibantu oleh seluruh tim dari Angkatan Laut, Kodim, Polres, dan KKP. Ia juga meminta Basarnas untuk turun ke lokasi dan membantu proses evakuasi bangkai kapal.
“Basarnas ini juga kami minta untuk turun ya, agar bisa kita keroyok. Yang penting dipadamkan dulu,” ungkap Ganjar.
Setelah proses pemadaman dan evakuasi bangkai kapal selesai, lanjut Ganjar, akan diambil langkah berikutnya. Yaitu, mendesain ulang pelabuhan dan menyiapkan regulasi yang tegas, agar kejadian serupa tidak terulang. Aturan tersebut juga berkaitan dengan asuransi kapal milik nelayan. Sebab, dari 57 kapal yang terbakar, semuanya tidak diasuransikan oleh pemiliknya.
“Pasca itu saya sudah minta tadi dari pemkot, dari pemprov, dari KKP juga untuk kita re-design. Bagaimana regulasinya, bagaimana secara fisiknya agar ini bisa diatur dan tidak terulang. Aturannya mesti keras,” bebernya.
“Memang setelah saya tanya, satu pun tidak ada yang diasuransikan. Ini rasa-rasanya kami perlu edukasi dari HNSI, penting kapal diasuransi. Tadi ada dua (orang) kalau nggak salah yang memiliki lima kapal. Pasti kerugiannya cukup besar,” tegasnya.
Di samping menuntaskan proses pemadaman api, Ganjar juga sudah menyiapkan bantuan bagi para nelayan, khususnya nelayan yang terdampak dan tidak bisa melaut.
“Kami minta para nelayan yang tidak bisa melaut hari ini, kami kasih bantuan makanan dulu, karena selama beberapa hari ini ia akan kesulitan,” kata Ganjar.
Diketahui, sebanyak 52 kapal yang bersandar di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, ludes terbakar pada Senin (14/8/2023) malam. Puluhan kapal yang terbakar itu dimiliki 26 pengusaha.
Api diduga berasal dari KM Kurnia Jaya yang sedang bersandar. Angin kencang mengakibatkan api cepat membesar dan merembet ke kapal lain. Hingga Rabu (16/8/2023), upaya pemadaman api belum selesai.