Slawipos.com – Bupati Tegal Jadi Narasumber Dialog Penanganan Stunting di Harganas ke-30, Bupati Tegal Umi Azizah menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Terbuka Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Palembang, Senin (3/7/2023). Acara ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 yang mengusung tema Menuju 14 Persen di Tahun 2024: Penguatan Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran di Daerah.
Dalam dialog yang dipandu oleh presenter Zilvia Iskandar, Umi Azizah memaparkan berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemkab Tegal dalam menangani stunting, yaitu kondisi pertumbuhan anak yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi. Menurutnya, stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah pembangunan generasi yang sehat, cerdas dan kuat untuk mendukung Indonesia Emas dan Indonesia Maju.
Umi Azizah mengatakan bahwa Kabupaten Tegal memiliki komitmen tinggi untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional yang ditetapkan oleh Presiden RI, yaitu 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, Pemkab Tegal mengalokasikan anggaran sebesar Rp64,6 miliar pada tahun 2023 untuk melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif.
“Angka prevalensi stunting kami terus berkurang dari 30,6 persen di tahun 2018 menjadi 25,14 persen di tahun 2019 atau masih di bawah rata-rata provinsi dan nasional,” ungkap Umi.
Namun, ia juga mengakui bahwa pandemi Covid-19 sempat membuat angka stunting naik menjadi 28 persen di tahun 2021. Oleh karena itu, ia memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat, komunitas peduli dan pelaku usaha. Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran di daerah.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemkab Tegal adalah bekerja sama dengan organisasi perempuan seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah dan Nasyiyatul Aisyiah yang memiliki jaringan luas hingga ke desa-desa. Organisasi-organisasi ini membantu menjangkau ibu hamil dan balita stunting melalui program pemberian makanan tambahan dan bunda angkat balita stunting.
“Selain semangat militansi dan kemandirian yang tinggi, organisasi perempuan Muslimat NU, Fatayat NU juga Aisyiah ini punya peran penting menjembatani program pemerintah di wilayah, sebab rantai strukturalnya masuk sampai ke desa-desa,” jelas Umi.
Umi juga menegaskan bahwa data merupakan elemen terpenting untuk menjamin efektivitas intervensi gizi sensitif maupun spesifik penanganan stunting. Ia mengatakan bahwa metode sampling pada Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) hanya digunakan untuk mengetahui besaran masalah di daerah. Untuk mendeteksi, mengidentifikasi masalah riil gizi balita dan jenis intervensinya diperlukan data by name by address.
“Strategi penanganan stunting kita fokuskan ke lokus desa-desa dengan kasus stunting tertinggi. Di sini, desa yang jadi ujung tombaknya untuk mengintervensi sembilan variabel gizi spesifik dan 11 variabel gizi sensitif. Sehingga ini harus didukung data balita dan ibu hamil by name by address,” ujarnya.
Untuk mendapatkan data tersebut, Pemkab Tegal memanfaatkan momentum Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk melakukan pencacatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat secara elektronik atau e-PPGBM yang mampu menjangkau 87 persen populasi balita di Kabupaten Tegal.
“Data ini yang selalu kita validasi selama dua tahun terakhir lewat pelaksanaan Gebyar Posyandu di momen BIAN,” imbuhnya.
Berdasarkan data e-PPGBM, angka stunting Kabupaten Tegal tahun 2022 sebesar 17,6 persen atau ada selisih 4,7 persen poin dari hasil SSGI yang ada di angka 22,3 persen. Data e-PPGBM inilah yang dijadikan dasar analisis situasi pada proses perencanaan.