Ada Tanaman di Indonesia yang Bisa Menghasilkan Emas, Ini Penjelasan Pakar IPB

Ada Tanaman di Indonesia yang Bisa Menghasilkan Emas

Slawipos.com – Ada Tanaman di Indonesia yang Bisa Menghasilkan Emas, Ini Penjelasan Pakar IPB. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang luar biasa, termasuk flora atau tumbuh-tumbuhan. Bahkan, ada tanaman di Indonesia yang bisa menghasilkan emas dari logam berat yang diserapnya.

Hal ini diungkapkan oleh Prof. Hamim, Pakar Biologi Tumbuhan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB. Ia mengatakan, ada beberapa jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar di jaringannya, yang disebut tumbuhan hiperakumulator.

“Selain dapat digunakan dalam fitoremediasi, tanaman ini juga dapat digunakan untuk menambang logam-logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel, perak, emas, platina dan thallium atau kegiatan yang dikenal dengan phytomining,” kata Hamim dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/7/2023).

Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar oleh polutan. Sedangkan phytomining adalah pemanfaatan tumbuhan untuk mengekstraksi logam berharga dari tanah.

Hamim menjelaskan logam berat merupakan komponen yang tidak mudah terdegradasi. Ia mampu bertahan di dalam tanah hingga mencapai ratusan tahun. Namun ada beberapa jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar di jaringannya.

Baca Juga :   Daftar BLT yang Cair Juni 2023, Ini Cara Mengecek Nama Daftar Penerima

Hamim mengatakan tumbuhan hiperakumulator biasanya ditemukan di daerah dengan kandungan logam tinggi seperti tanah serpentin dan ultrabasa. Indonesia merupakan salah satu negara dengan daratan ultrabasa terbesar di dunia, meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Hanya saja, ia menilai potensi tumbuhan hiperakumulator di sana belum tergarap optimal. Perlu adanya perhatian dari berbagai pihak agar potensi dapat digali dan dimanfaatkan untuk fitoremediasi dan fitomining.

Sebagai contoh, hasil eksplorasi tumbuhan di sekitar tailing dam (lokasi limbah sisa pemisahan bijih logam mulia dengan material non-ekonomis) tambang emas PT Antam UBPE Pongkor, hampir semua jenis tumbuhan di sana mampu mengakumulasi emas meski dalam kadar rendah.

“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di sekitar tailing memiliki kemampuan akumulasi emas tertinggi, tetapi karena bio massanya rendah, potensi fitomining-nya rendah. Tanaman lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi mengakumulasi logam emas (Au). Typha dapat menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Hal ini tentu memerlukan pendalaman lebih lanjut,” jelas Hamim.

Baca Juga :   OJK: Bank Himbara Sudah Siapkan Pencadangan untuk Utang BUMN Karya

Sementara itu, dalam eksperimennya, penggunaan dark septate endofit dan jamur mikoriza terbukti membantu tanaman beradaptasi dengan lingkungan tercemar logam berat. Jamur ini dapat membantu program fitoremediasi.

“Penggunaan amonium tiosianat (NH4SCN) sebagai ligan pelarut emas juga dapat meningkatkan serapan emas oleh tanaman dan meningkatkan biomassa tanaman. Ini merupakan potensi yang baik untuk program phytomining di tailing tambang emas,” pungkasnya.