Slawipos.com – Luhut Akan Temui Bos IMF untuk Bahas Larangan Ekspor Nikel Indonesia, Indonesia mendapat tekanan dari lembaga keuangan internasional untuk menghapus larangan ekspor nikel yang diberlakukan sejak Januari 2020. Larangan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah industri nikel dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor baterai listrik.
Namun, larangan ini juga menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian global, terutama di tengah krisis energi dan permintaan baterai listrik yang meningkat. Menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, larangan ekspor nikel Indonesia menyebabkan kenaikan harga nikel dunia hingga 50 persen sejak awal tahun.
Georgieva mengatakan bahwa IMF akan membahas masalah ini dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang akan mengunjungi Washington DC Amerika Serikat, pada akhir pekan ini. Ia berharap Indonesia dapat meninjau kembali kebijakan larangan ekspor nikel dan mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.
Luhut sendiri mengaku siap untuk berdialog dengan IMF dan negara-negara lain yang terkait dengan isu nikel. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak berniat untuk mengganggu pasar global, tetapi juga tidak mau melepaskan potensi industri nikel dalam negeri. Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk mengembangkan industri baterai listrik dan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
“Kami tidak ingin menjadi pengekspor bahan mentah saja, kami ingin menjadi produsen baterai listrik dan kendaraan listrik yang dapat bersaing di pasar global. Kami juga ingin berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi karbon dan memerangi perubahan iklim,” kata Luhut.