WONOGIRI – Wonogiri Surplus Beras Meski Kemarau Panjang, Kabupaten Wonogiri masih memiliki stok beras yang surplus meskipun mengalami kemarau panjang sejak April hingga September tahun 2023. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dispertan Pangan Wonogiri, Niken Kuntarti, pada Selasa (12/9/2023).
Menurut Niken, produksi gabah kering giling (GKG) di Wonogiri sampai Juli 2023 mencapai 330.232 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi beras hanya 58.101 ton. Artinya, Wonogiri masih memiliki sisa beras sebanyak 35.624 ton yang bisa mencukupi kebutuhan hingga November 2023.
“Kami selalu surplus beras setiap tahunnya, meskipun ada penurunan produksi saat kemarau,” kata Niken.
Niken menjelaskan bahwa penurunan produksi disebabkan oleh berkurangnya luas tanam padi sawah akibat keringnya sumber air irigasi. Sebagian besar lahan sawah di Wonogiri adalah tadah hujan yang hanya bisa ditanami satu atau dua kali dalam setahun.
“Luas tanam padi sawah pada musim kemarau biasanya hanya setengah dari luas tanam pada musim hujan. Tapi itu sudah menjadi pola tahunan yang biasa terjadi,” ujar Niken.
Kepala Bidang Produksi Dispertan Pangan Wonogiri, Ridwan Jauhari, menambahkan bahwa tidak semua lahan sawah yang tidak ditanami padi saat kemarau menjadi tidak produktif. Ada juga petani yang beralih menanam palawija atau tanaman hortikultura yang lebih tahan terhadap kekeringan.
“Kami juga terus memberikan bantuan dan bimbingan kepada petani agar bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman mereka,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan bahwa pada tahun 2022 lalu, produksi gabah di Wonogiri sebesar 374.667 ton/tahun. Sedangkan pada tahun 2023 ini, diproyeksikan sebesar 309.162 ton/tahun atau turun sekitar 17,48%.
“Penurunan itu masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu ketahanan pangan kami. Kami optimis bisa mempertahankan surplus beras di Wonogiri,” tutur Ridwan.***