Slawipos.com – Kota Lama Semarang, Destinasi Wisata Sejarah dan Budaya yang Menawan, Kota Lama Semarang, yang dikenal juga sebagai Oudstad atau Kota Tua, merupakan kawasan bersejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan Kota Semarang sejak zaman kolonial. Di kawasan ini, terdapat banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai arsitektur dan sejarah tinggi. Beberapa di antaranya adalah Gereja Blenduk, Lawang Sewu, Gedung Marba, dan Borsumij Heritage.
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang sejak beberapa tahun lalu, dengan tujuan untuk melestarikan warisan budaya dan meningkatkan daya tarik wisata. Revitalisasi ini meliputi perbaikan infrastruktur, penataan lingkungan, penerangan, dan pengelolaan parkir. Selain itu, pemerintah juga menggandeng berbagai pihak, seperti komunitas, akademisi, pengusaha, dan masyarakat setempat, untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan kawasan ini.
Hasil dari revitalisasi ini sudah mulai terlihat. Kawasan Kota Lama Semarang kini menjadi lebih bersih, nyaman, dan ramah bagi wisatawan. Banyak wisatawan yang datang ke kawasan ini untuk menikmati suasana kota Eropa di tengah-tengah Jawa Tengah. Mereka bisa berjalan-jalan di sepanjang jalan-jalan beraspal merah yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua nan megah. Mereka juga bisa mengunjungi museum-museum yang menyimpan berbagai koleksi sejarah dan budaya, seperti Museum Mandala Bhakti, Museum Rekor Indonesia, dan Museum Ronggowarsito.
Salah satu hal yang menarik dari kawasan Kota Lama Semarang adalah adanya kebijakan bebas kendaraan bermotor di waktu-waktu tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan di kawasan ini, serta memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk lebih menikmati keindahan arsitektur dan lingkungan Kota Lama Semarang. Kebijakan ini juga mendukung konsep Kota Lama Semarang sebagai kawasan pejalan kaki.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengapresiasi upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengubah wajah Kota Lama Semarang. Ia mengatakan bahwa kawasan ini telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah yang menawarkan pengalaman wisata sejarah dan budaya yang menarik. Ia juga mengajak wisatawan untuk mengunjungi kawasan lain di sekitar Kota Lama Semarang yang juga memiliki kekayaan budaya dan keragaman masyarakat.
“Di sini kita bisa melihat bagaimana masyarakat dari berbagai suku dan agama hidup rukun dan harmonis. Di alun-alun Kauman dan Pasar Johar, misalnya, kita bisa melihat bagaimana masyarakat Jawa, Arab, dan Tionghoa bersama-sama berdagang dan berinteraksi. Ini adalah contoh nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika yang kita junjung tinggi,” ujar wagub.
Kota Lama Semarang merupakan salah satu dari 12 kota anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kota-kota bersejarah di Indonesia. JKPI baru saja menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX di Kota Lama Semarang pada tanggal 23-25 Agustus 2023. Rakernas ini dihadiri oleh perwakilan dari 12 kota anggota JKPI, yaitu Banda Aceh, Padang Panjang, Bukittinggi, Sawahlunto, Pekalongan, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Makassar, dan Ternate.
Rakernas JKPI IX mengambil tema “Membangun Kota Pusaka Berkelanjutan: Peran Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta”. Dalam rakernas ini, para peserta berbagi pengalaman dan best practice dalam melestarikan dan mengembangkan kota-kota pusaka di Indonesia. Selain itu, mereka juga membahas berbagai isu dan tantangan yang dihadapi oleh kota-kota pusaka, seperti perencanaan tata ruang, pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi kreatif.
Rakernas JKPI IX juga menjadi ajang untuk mempererat kerjasama antara kota-kota anggota JKPI, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu bentuk kerjasama yang diwujudkan adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kota Semarang dengan Kota Malang dan Kota Makassar. MoU ini berisi tentang komitmen bersama untuk saling mendukung dan berkolaborasi dalam melestarikan dan mengembangkan kota-kota pusaka di Indonesia.
Kota Lama Semarang menunjukkan bahwa kawasan bersejarah tidak hanya memiliki nilai estetika dan historis, tetapi juga memiliki potensi ekonomi dan sosial yang besar. Dengan revitalisasi yang dilakukan secara berkelanjutan dan partisipatif, kawasan ini bisa menjadi salah satu ikon wisata Indonesia yang mampu menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri. Kawasan ini juga bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia untuk melestarikan warisan budaya mereka sebagai bagian dari identitas bangsa.