Pelaku UMKM Tapioka di Brebes Kurangi Tenaga Kerja, Akibat Rendahnya Produksi

Pelaku UMKM Tapioka di Brebes Kurangi Tenaga Kerja
Pelaku UMKM Tapioka di Brebes Kurangi Tenaga Kerja

Slawipos.com – Pelaku UMKM Tapioka di Brebes Kurangi Tenaga Kerja, Akibat Rendahnya Produksi, Pelaku UMKM tepung aci tapioka di Desa Kedungoleng Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes saat ini tak bisa berproduksi maksimal karena kesulitan bahan baku.

Saat ini, dalam sehari mereka hanya bisa menghasilkan produk tepung aci sebanyak 25 kilogram. Karenanya, mereka terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menekan pengeluaran.

Dirman, 60, seorang perajin tepung aci tapioka di Desa Kedungoleng mengatakan, saat ini dirinya hanya mampu memproduksi maksimal 25 kilogram aci setiap harinya, dari 1 kwintal singkong sebagai bahan baku.

BACA JUGA:Anggota Satreskrim dan Satresnarkoba Polres Tegal Dites Urine Mendadak, Kapolres: Jangan Main-main

“Padahal sebelumnya kita mampu memproduksi 28 hingga 30 kilogram setiap hari dalam kondisi cuaca dan suplai bahan baku yang normal,” ungkapnya, Senin 17 Oktober 2022.

Menurutnya, di Desa Kedungoleng terdapat lebih dari 7 pelaku usaha pembuatan aci.

Untuk mendapatkan singkong sebagai bahan baku pembuatan aci, para perajin terpaksa mendatangkan dari luar daerah.

Baca Juga :   Ganjar Pranowo di buat Kagum Dengan Program Tangani Stunting Warga Larangan Brebes

“Padahal sebelumnya di daerah sini ketersediaan bahan baku sangat mencukupi. Tapi sekarang sulit, sehingga menghambat produksi,” lanjut dia.

Para perajin, lanjut dia, umumnya masih memanfaatkan sinar matahari dalam proses pengeringan.

Maka dengan semakin seringnya turun hujan saat ini, selain berpengaruh pada menurunnya produksi, juga menurunkan kualitas hasil produksi.

“Kami kesuliatan dalam memproduksi akibat terkendala dalam proses pengeringan, sehingga beberapa pesanan tidak terpenuhi,” keluhnya.

Hal serupa disampaikan Suhermar (44), perajin tepung aci tapioka lainnya. Dia mengatakan, kondisi perubahan cuaca yang terjadi saat ini, berdampak pada berkurangnya tenaga kerja di tempat-tempat pembuatan tepung aci.

Hal ini dilakukan para pemilik usaha untuk menekan biaya pengeluara dari upah tenaga kerja. Menyesuaikan dengan kapasitas produksi yang mempu dilakukan saat musim hujan.

“Jika musim hujan sudah sampai puncaknya, tidak jarang para perajin disini terpaksa mengurangi tenaga kerja, bahkan berhenti berproduksi,” jelasnya.

Dijelaskan, tepung aci yang dihasilkan dari wilayah Kedungoleng di pasarkan kesejumlah daerah. Di antaranya Banyumas, Tegal, Pemalang dan Pekalongan.