Bisnis  

Logistic Performa Index Indonesia Anjlok, Ekonom: Akui Saja Logistik Kita Bermasalah

Ilustrasi Kapal barang atau kontainer 2023

Slawipos.com – Logistic Performa Index Indonesia Anjlok, Ekonom: Akui Saja Logistik Kita Bermasalah. Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam Logistic Performa Index (LPI) yang dirilis oleh Bank Dunia. Dari posisi 46 di tahun 2018, Indonesia turun menjadi ke-63 di tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan logistik yang belum terselesaikan di Tanah Air.

Ekonom dari Center of Law and Economic Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak protes ke Bank Dunia, tetapi justru memperbaiki seluruh ekosistem logistik di Indonesia. Ia mengatakan bahwa banyak infrastruktur yang dibangun pemerintah belum maksimal mengurangi ongkos logistik karena perencanaan dan pelayanannya kurang matang.

“Iya wajar harusnya jangan protes ke Bank Dunia, tapi justru memperbaiki seluruh desain infrastruktur, pelayanan di pelabuhan dan bea cukai. Akui saja memang logistik kita bermasalah karena miss-management,” kata Bhima saat dihubungi, Rabu (19/7/2023).

Ia mencontohkan bahwa banyak jalan tol yang tidak banyak dilalui oleh angkutan logistik, sehingga biaya logistik tetap tinggi. Ia juga menyebut bahwa integrasi antar infrastruktur belum memadai, sehingga konektivitas antar wilayah rendah.

Baca Juga :   Larangan Ekspor Nikel Beri Berkah bagi Industri Pelayaran Domestik

Selain itu, ia juga mengkritik kualitas pelayanan di pelabuhan dan bea cukai yang masih buruk. Ia mengatakan bahwa hal ini juga berpengaruh terhadap skor logistik Indonesia.

“Jadi kalau kita baca indeks logistik yang dikeluarkan Bank Dunia itu ada beberapa standar pelayanan di pelabuhan, misalnya di Bea Cukai itu performanya masih buruk. Jadi artinya infrastruktur satu hal, tapi logistik ini banyak hal lain yang perlu dievaluasi,” imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal. Ia mengatakan bahwa infrastruktur saja tidak cukup untuk menurunkan ongkos logistik, tetapi juga harus ada keterkaitan dengan aktivitas ekonomi di suatu kawasan.

Ia mencontohkan bahwa tol laut yang dibangun pemerintah belum efektif dalam mengurangi ongkos logistik. Ia mengatakan bahwa hal ini perlu dilihat secara komprehensif, bukan hanya proyek per proyek.

“Jadi sebetulnya kan sudah ada tol laut, tapi efektivitas tol laut itu setelah sekian tahun ini kan menjadi pertanyaan sejauh mana ini sudah bisa mengurangi ongkos logistik,” kata Faisal.

Baca Juga :   Indonesia Akan Punya Bursa CPO Sendiri, Tak Lagi Bergantung pada Malaysia

“Bukan hanya membangun infrastrukturnya kalau untuk menurunkan ongkos logistik, tapi juga sistemnya bagaimana keterkaitan dengan infrastruktur yang dibangun dengan moda transportasi dan juga aktivitas ekonominya. Itu yang perlu dilihat secara komprehensif, bukan hanya proyek per proyek,” pungkas Faisal.