Slawipos.com – Petani Garam di Brebes Mulai Produksi Lagi, Berharap Cuaca dan Harga Menguntungkan, Setelah dua tahun mengalami kegagalan panen akibat kemarau basah, petani garam di Desa Sawojajar Wanasari Kabupaten Brebes kembali memproduksi garam krosok. Mereka berharap cuaca dan harga garam bisa menguntungkan mereka.
Salah seorang petani garam, Sunardi, mengatakan bahwa dia baru saja mengeringkan tambaknya yang akan digunakan untuk menanam garam. Sebelumnya, air di tambaknya terlalu banyak.
“Sekarang baru mulai, tahun kemarin belum bisa karena cuacanya tidak mendukung,” katanya.
Sunardi mengaku bahwa stok garamnya sudah habis sejak dua tahun lalu. Jika cuaca normal, dia bisa memanen garam setiap tiga bulan sekali dengan hasil sekitar 200-300 kantong yang beratnya 50 kilogram per kantong.
“Kalau cuacanya bagus, tiga bulan sekali kita bisa panen,” ujarnya.
Petani garam lainnya, Warjo, juga mengatakan hal yang sama. Dia baru saja memulai produksi garam setelah dua tahun vakum. Dia berharap cuaca bisa bersahabat dengan petani garam.
“Dua tahun ini tidak ada stok garam karena cuacanya kemarau basah. Sekarang baru mulai produksi lagi,” tuturnya.
Warjo menambahkan bahwa hasil panen garamnya biasanya dibeli oleh pengepul dari luar daerah dengan harga Rp3.000 per kilogram jika stok banyak. Namun, saat ini stok garam sangat terbatas dan harganya naik menjadi Rp7.000 per kilogram.
“Sekarang barangnya jarang ada karena gagal panen tahun lalu. Kalau ada pun sedikit dan harganya Rp7.000 per kilogram,” ungkapnya.
Selain berharap cuaca baik, Warjo juga berharap harga garam tidak turun saat panen nanti. Dengan demikian, petani garam bisa sejahtera.
“Kami berharap produksi garam bisa naik dan harganya tetap. Jadi petani untung dan pembeli juga tidak rugi,” pungkasnya.