Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Masih Jauh dari Target Industri

Mobil Listrik yang ramah lingkungan di charger

Slawipos.com – Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Masih Jauh dari Target Industri, Mobil listrik menjadi salah satu tren otomotif di Indonesia. Namun, mobil listrik belum bisa dikatakan sukses di pasar otomotif nasional.

Menurut Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, mobil listrik baru bisa disebut sukses jika penjualannya mencapai 40-50 ribu unit setiap tahunnya. Nangoi mengatakan, penjualan mobil listrik BEV atau Battery Electric Vehicle di Indonesia masih sangat rendah. Pada tahun 2022, hanya terjual 10.327 unit mobil listrik full baterai.

“Kalau ditanya, apakah banyak mobil listrik yang ditawarkan di pasar, ya memang ada banyak. Tapi kalau kita lihat dari volume penjualannya, itu masih sangat kecil. Misalnya di tahun 2021, mobil listrik murni yang terjual hanya sekitar 600 unit. Kemudian di tahun 2022 itu naik menjadi 10 ribu unit lebih, itu sudah luar biasa sekali,” ujar Nangoi di Jakarta.

Namun, angka 10 ribu unit per tahun itu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan penjualan mobil konvensional. Nangoi mencontohkan, satu model mobil konvensional bisa terjual hingga 40 ribu sampai 50 ribu unit per tahunnya.

Baca Juga :   Hyundai Exter Laku Keras di India, Pesanan Capai 10.000 Unit

“Angka (penjualan mobil listrik) 10 ribu satu tahun masih sangat kecil untuk ukuran industri otomotif. Jadi yang saya ketahui adalah bahwa, jika Anda membuat satu model mobil, misalnya itu Toyota, Daihatsu, atau Honda, minimal itu penjualannya harus di angka 200 ribu sampai 250 ribu mobil, baru dia bisa dibilang cukup bagus lah (penjualannya),” lanjut Nangoi.

Selain itu, Nangoi menambahkan, target penjualan 200 ribu sampai 250 ribu mobil itu juga tidak boleh terlalu lama dicapai. Jadi paling lama, target penjualan itu sekitar 4-5 tahun. Karena jika sudah melewati periode 5 tahun, mobil biasanya akan diperbarui, baik dalam bentuk facelift maupun all new.

“Artinya dengan kata lain, dengan 200 ribu – 250 ribu mobil, lalu dibagi 5 tahun, maka per tahun itu harus jual rata-rata 40 ribu sampai 50 ribu mobil. Nah, kalau di Indonesia mobil listrik tahun 2022 saja baru terjual 10 ribu, hampir tidak mungkin bahwa sudah ada orang berani langsung membuat mobil listrik buatan Indonesia. Tidak bisa, skala ekonominya tidak masuk,” kata Nangoi.

Baca Juga :   4.578 Pemohon Konversi Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Bank dan Kementerian Lain

“Kalau skala ekonominya masuk, minatnya sudah ada, pasti akan ada orang. Saya kasih contoh, seperti Toyota dan Daihatsu kolaborasi bikin Agya sama Ayla, atau tidak Honda bikin Mobilio dan Brio Satya, itu volumenya cukup baik. Nah, otomatis komponen lokalnya sudah mencapai 90%, sehingga orang berlomba-lomba membuat.”